Kamis, 10 Desember 2015

Makalah Perbandingan K3 (kesehatan dan keselamatan kerja) Lingkungan dalam usaha perbengkelan



KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
ANALISIS PERANCANGAN, PENERAPAN DAN PERBAIKAN SISTEM K3 USAHA BENGKEL OTOMOTIF SOLUTION

 
OLEH: 

NAMA   : NI WAYAN SUDARNINGSIH
NIM       : 1401030014
PRODI   : SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFOMATIKA DAN KOMPUTER PRIMAKARA
TAHUN AJARAN 2015

KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan karunia-Nya penulis dapat menyelesaiakan makalah yang berjudul “ANALISIS PERANCANGAN, PENERAPAN DAN PERBAIKAN SISTEM K3 USAHA BENGKEL OTOMOTIF SOLUTION”.Meskipun banyak hambatan yang penulis alami dalam proses pengerjaannya, tapi penulis berhasil menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Tidak lupa penulis sampaikan terimakasih kepada dosen pembimbing STMIK Primakara yang telah membantu dan membimbing penulis dalam mengerjakan makalah ini. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak terkait yang sudah membantu penelitian dan memeberikan informasi secara lengkap. Serta teman-teman mahasiswa yang juga sudah memberi kontribusi baik langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan makalah ini.
Tentunya ada hal-hal yang ingin penulis berikan kepada masyarakat dari hasil makalah ini. Karena itu penulis berharap semoga makalah ini dapat menjadi sesuatu yang berguna bagi kita bersama.
            Penulis  menyadari tidak ada manusia yang sempurna begitu juga dalam penulisan makalah ini, apabila nantinya terdapat kekurangan, kesalahan dalam makalah ini, saya selaku penulis sangat berharap kepada seluruh pihak agar dapat memberikan kritik dan juga sarannya.Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan bahan pembelajaran kepada kita semua.

Text Box: Denpasar, 26 Juni  2015


Penulis








DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang................................................................................... 1
1.2  Rumusan Masalah.............................................................................. 4
1.3  Tujuan Penelitian............................................................................... 4
BAB II KAJIAN LITELATUR
              2.1 Pentingnya Penerapan K3.................................................................. 5
              2.2 Teori Tentang Pengembangan Sistem K3.......................................... 6
              2.3 Pentingnya Kesehatan Lingkungan................................................... 8
BAB III PENGEMBANGAN SISTEM K3 DAN LINGKUNGAN
             3.1 Rancangan K3.................................................................................. 10
                   3.1.1 Rancangan Sistem Kerja K3 di Bengkel................................. 11
                   3.1.2 Sistem Penggunaan Rancangan Kerja K3............................... 13
                   3.1.3 Penyimpanan Alat-alat Kerja................................................... 16
                   3.1.4 Sanksi Bagi Yang Tidak Mematuhi Sistem............................. 17
              3.2 Penerapan Sistem K3....................................................................... 18
              3.3 Perbaikan Sistem K3........................................................................ 19
BAB IV PENERAPAN DAN EVALUASI K3
              4.1 Hasil Penerapan Rancangan Sistem K3........................................... 20
                    4.1.1 Dampak Penerapan K3 dengan APD..................................... 21
                   4.1.2 Pengaruh dari Hasil Penerapan K3 dengan APD.................... 22
            4.2 Evaluasi Hasil Penerapan Sistem K3 dan Lingkungan...................... 23
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
            5.1 Kesimpulan........................................................................................ 24
            5.2 Saran.................................................................................................. 24
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

BAB I
PENDAHULUAN

1.1   Latar Belakang
K3 atau yang dikenal sebagai keselamatan dan kesehatan kerja sudah banyak diterapkan hampir diseluruh perusahaan.Dalam rangka upaya meningkatkan dan memelihara kesehatan, intervensi yang dilakukan terhadap faktor perilaku merupakan langkah yang strategis. Intervensi tersebut secara umum dapat dilakukan dengan 2 cara, yakni melalui tekanan dan pendidikan. Dengan tekanan upaya yang dilakukan agar individu dapat mengadopsi perilaku kesehatan kerja dalam lingkungan sedangkan dengan pendidikan dilakukan agar individu, keluarga dan masyarakat dapat mengadopsi perilaku kesehatan dengan cara yang persuasive.
Pendidikan kesehatan adalah suatu penerapan dalam memberikan pendidikan didalam bidang kesehatan. Dalam bidang kesehatan, berbagai komponen lingkungan yang diketahui dapat merupakan faktor risiko timbulnya gangguan kesehatan masyarakat, dipelajari dalam ilmu kesehatan lingkungan. Sementara itu hubungan interaktif antara komponen lingkungan ditempat kerja dan manusia , merupakan bagian dari kajian kesehatan dan keselamatan kerja.
Pada hakikatnya secara garis besar kesehatan kerja (Occupational Health) mempelajari tentang kesehatan dalam hubungannya dengan pekerjaan dan lingkungan kerja. Jangkauannya mula-mula terbatas pada penyakit-penyakit atau kecelakaan yang disebabkan oleh pekerja itu sendiri dan kondisi pekerjaan, atau lingkungan kerja.(Arif Sumantri,2010:171)
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), tuntutan kebutuhan pekerjaan semakin meningkat dalam hal efektifitas, efesiensi, produktivitas, tingkat kesehatan dan keselamatan. Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu aspek penting guna menunjang efesiensi dan produktivitas pekerjaan.
Secara hukum (Depnaker RI, 1991), keselamatan kerja adalah perlindungan agar tenaga kerja senantiasa dalam keadaan selamat dan selama melakukan pekerjaan di tempat kerja termasuk orang lain bukan tenaga kerja yang berada di tempat kerja serta mengamankan sumber bahaya dan proses produksi serta dapat bekerja lebih efesien.(Tribowo,Mitha,2013:89)
Berdasarkan pengertian di atas, keselamatan dan kesehatan kerja merupakan suatu hal yang dapat menunjang suatu pekerjaan dalam perusahaan. Dan untuk mencegah terjadinya kendala-kendala yang mungkin terjadi saat melakukan suatu perkerjaan. Selain itu agar  mudah mengamati lingkungan pekerjaan, kondisi pekerjaan dan metode apa yang akan digunakan dalam pekerjaan. Selain itu kesehatan dan keselamatan kerja merupakan suatu bagian yang penting dalam sistem kesehatan maka dirumuskan suatu disiplin ilmu khusus kesehatan dan keselamatan kerja atau yang dikenal dengan singkatan K3.(Tribowo & Mitha, 2013:88)
Dan untuk mencegah terjadinya kendala-kendala yang mungkin terjadi saat melakukan pekerjaan , maka diperlukan suatu sistem tata kerja. sebuah usaha atau organisasi, tentu memiliki tujuan untuk beroperasi secara produktif, konsisten, efektif, efisien, sistematis dan terkelola dengan baik. Agar standar operasional usaha, perusahaan atau organisasi dapat terlaksana dengan baik , maka diperlukan sebuah panduan yang disebut Standar Operating Prosedure (SOP) sebagai penunjang operasional sebuah organisasi atau perusahaan.
Secara luas, SOP dapat didefinisikan sebagai dokumen yang menjabarkan aktivitas operasional yang dilaksanakan sehari-hari, dengan tujuan agar pekerjaan tersebut dilaksanakan secara benar, tepat , dan konsisten SOP merupakan bagian dari dokumen sistem tata kerja , yang mengatur secara rinci kegiatan-kegiatan operasional organisasi agar terlaksana secara sistematik.(Tathagati,2015:1)
Kemudian penerapan keselamatan kerja yang perlu dilakukan dalam perusahaan yaitu suatu sistem kerja yang terstruktur (SOP). Karena dengan adanya SOP tujuan untuk mencapai visi dan misi perusahaan akan tercapai dengan maksimal. Dengan adanya SOP yang baik dan benar dapat meminimalisir suatu pekerjaan yang berlebihan. Dalam penerapan sistem SOP ini yang sangat mempengaruhi juga adalah lingkungan dalam perusahaan tersebut. Karena lingkungan yang buruk merupakan salah satu faktor yang dapat mengganggu pekerjaan. Karena pekerjaan akan berlangsung dengan baik dengan keadaan lingkungan yang nyaman dan bersih.
Dari hasil penelitian di suatu perusahaan yang bergerak di bidang jasa Bengkel Otomotif yang bernama Bengkel Otomotif (Bengkel Solution), bertempat di Jl. Tukad Yeh Aya, Denpasar Bali, milik Bapak Darsiana. Dengan melakukan pengamatan mengenai sistem kerja dan lingkungan kerja yang ada di perusahaan tersebut. Dari hasil survey yang dilakukan dapat dilihat dari segi keselamatan kerja yang dilakukan dengan menggunakan APD (alat pelindung diri) yang masih kurang memadai, dan keadaan lingkungan yang masih kurang hieginies serta keadaan lingkungan sangat bising. Dari hasil survey tersebut dimana ingin memperbaiki dan merancang kembali sistem K3 dalam usaha bengkel otomotif tersebut. Yang akan dirancang dan diperbaiki mengenai penerapan SOP (Standar Operational Procedur).  Karena dalam perusahaan tersebut perlu adanya prosedur kerja yang baru dan sistematis untuk dijalankan.
Dalam melakukan suatu pekerjaan tentu saja harus memperhatikan keselamatan dan kesehatan kerja. Keselamatan dan kesehatan kerja di bengkel otomotif memang merupakan salah satu aspek penting di lingkungan kerja. Setiap orang yang bekerja di bengkel otomotif seharusnya memahami pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja. Selain pekerjaan harus terselesaikan juga harus dapat menjamin kesehatan dan keamanannya, dibutuhkan kesadaran tenaga kerjanya dalam menjaga keamanan dan kesehatan kerja, dan melaksanakan pekerjaannya sesuai dengana prosedur yang ada.
Disini mengapa meneliti usaha Bengkel Otomotif (Bengkel Solution), karena dilihat dalam usaha yang bergerak dalam bidang jasa ini kurang menerapkan dan perlu diperbaiki SOP kerja yang sudah digunakan. Seperti yang diketahui bengkel pada umumnya sangat dekat dengan lingkungan kerja yang kurang nyaman, rentan dengan adanya kecelakaan kerja, jadi perlu rancangan dan penerapan K3 dan SOP yang baru. Pelaksanaan keamanan dan kesehatan kerja harus memenuhi sasaran yaitu untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja, mencegah timbulnya penyakit akibat kerja, mencegah/mengurangi kematian dan cacat tetap, pemeliharaan terhadap peralatan kerja, dapat meningkatkan produktifitas kerja sehingga tenaga kerja tidak harus memeras tenaganya, dapat menjamin keadaan kempat kerja yang aman dan sehat, dapat memperlancar kegiatan dan pekerjaan pada bengkel tersebut. 
1.2  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang ada, maka dirumuskan beberapa masalah, sebagai berikut :
1.      Bagaimana pembuatan sistem K3 yang efektif di bengkel otomotif  Solution ?
2.      Apakah penerapan dan rancangan K3 pada bengkel Solution sudah berjalan dengan efektif dan efisien ?
3.      Apakah lingkungan memberikan pengaruh yang besar terhadap kondisi kerja pada bengkel Solution ?
1.3  Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu:
untuk mengetahui sarana – sarana perlindungan kesehatan pekerja yang terdiri dari:
1.      Mencari solusi guna menyelesaikan masalah yang berhubungan kesehatan dan keselamatan kerja
2.      Agar dapat mengetahui jarak – jarak yang efektif hubungan kerja. yaitu manusia dengan mesin
3.      Kombinasi tempat kerja dengan lingkungan kerja
4.      Meningkatkan kinerja (performance) di tempat kerja
5.      Agar dapat mengetahui posisi sesuai dengan bentuk dan ukuran peralatan yang di pakai
6.      Penggunaan alat pelindung diri (APD).















BAB II
KAJIAN LITELATUR

2.1 Pentingnya Penerapan K3 dalam Perusahaan
            Penerapan K3 dalam perusahaan sangatlah penting, karena kesehatan kerja merupakan bagian penting dalam sistem kesehatan maka dirumuskanlah suatu disiplin ilmu khusus keselamatan dan kesehatan kerja atau yang dikenal dengan singkatan K3. Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu aspek perlindungan tenaga kerja yang diatur dalam undang-undang : “Dengan menerapkan teknologi pengendalian keselamatan dan kesehatan kerja, diharapkan tenaga kerja akan mencapai ketahanan fisik, daya kerja, dan tingkat kesehatan yang tinggi”. Disamping itu keselamatan kerja dapat diharapkan untuk menciptakan kenyamanan kerja dan keselamatan kerja yang tinggi.(Tribowo,Mitha,2013:88)
            Menurut Ridle dan John (1983), mengartikan kesehatan dan keselamatan kerja adalah suatu kondisi dalam pekerjaan yang sehat dan aman baik itu bagi pekerja perusahaan maupun bagi masyarakat dan lingkungan sekitar pabrik atau tempat kerja tersebut. Dan menurut Jackson, juga menjelaskan bahwa kesehatan dan keselamatan kerja menunjukan keadaan kondisi-kondisi fisiologis-fisikal dan psikologis tenaga kerja yang diakibatkan oleh lingkungan kerja yang disediakan oleh perusahaan. Jadi dapat ditarik kesimpulan dari kedua pengertian K3 menurut para ahli bahwa K3 dan lingkungan sangat memberikan pengaruh bagi pekerja dan perusahaan. (Tribowo,Mitha,2013:98-99)
            Setiap perusahaan pasti memiliki sistem kerja yang baik dan benar baik itu dilihat dari adanya K3 yang dimiliki perusahaan tersebut, maupun dari SOP yang dimiliki perusahaan tersebut. Karena K3 dan SOP sangat diperlukan dalam suatu perusahaan dimana itu akan membantu semua pekerja bekerja dengan efisien dan aman. Dimana  K3 dapat membantu meminimalisir terjadinya kecelakaan, adanya bahan-bahan yang berbahaya, kebisingan, dan mengurangi pekerjaan yang berlebih.
Perlindungan kesehatan dalam K3 merupakan kewajiban terhadap pekerja. Terdapat beberapa  teknik baku yang digunakan  dalam pemeliharaan kesehatan pekerja. Ini meliputi pengambilan tindakan pencegahan penyakit, yang memberikan sarana-sarana untuk mencegah pekerja berkontak dengan substansi-substansi berbahaya, dan memastikan bahwa jika para pekerja terluka, cederanya dirawat dengan benar.
Dalam perusahaan bengkel otomotif (bengkel Solution) sangat diperlukan K3 yang efektif dan efisien, begitu juga bengkel otomotif (bengkel Solution) juga harus menggunakan SOP yang aman dan benar. Mengapa demikian, karena dalam suatu bengkel otomotif sangat dikenal dekat sekali dengan yang namanya mesin, kebisingan, kotor, dan lainnya.  untuk mengatasi hal tersebut K3 dan SOP harus ada dalam perusahaan. Karena jika tidak menerapkan K3 dan SOP yang benar maka kecelakaan kerja bisa saja tejadi. Dimana kecelakaan kerja merupakan kejadian yang tak terduga dan tidak diharapkan.
2.2 Teori Tentang Pengembangan Sistem K3
Pendekatan dari sistem manusia - mesin merupakan salah satu cara dipakai merencanakan suatu pekerjaan. Ada beberapa teori struktur dasar sistem yang sering dipertimbangkan. Adapun teori tentang pengembangan sistem K3 dalam hal ini mengunakan beberapa teori yang berkaitan dengan K3 dan perbengkelan, yaitu sebagai berikut :
1. Teori Heinrich ( Teori Domino)
Teori ini mengatakan bahwa suatu kecelakaan terjadi dari suatu rangkaian kejadian. Ada lima faktor yang terkait dalam rangkaian kejadian tersebut yaitu: Lingkungan, kesalahan manusia, perbuatan atau kondisi yang tidak aman, kecelakaan, dan cedera atau kerugian ( Ridley, 1986 ).
2. Teori Multiple Causation
Teori ini berdasarkan pada kenyataan bahwa kemungkinan ada lebih dari satu penyebab terjadinya kecelakaan. Penyebab ini mewakili perbuatan, kondisi atau situasi yang tidak aman. Kemungkinan-kemungkinan penyebab terjadinya kecelakaan kerja tersebut perlu diteliti.
3. Teori Reason
Reason (1995-1997) menggambarkan kecelakaan kerja terjadi akibat terdapat “lubang” dalam sistem pertahanan. Sistem pertahanan ini dapat berupa pelatihan-pelatihan, prosedur atau peraturan mengenai keselamatan kerja.
4.      Teori Three Main Factor
Teori ini menyebutkan bahwa penyebab kecelakaan adalah peralatan, lingkungan dan faktor manusia pekerja itu sendiri.

5.      Teori  Sistem Manual
Melibatkan manusia dengan bantuan mekanis atau perkakas tangan. Manusia mensuplai tenaga yang diperlukan dan bertindak sebagai pengendali proses. Alat-alat mekanis membantu melipatgandakan upaya manusia, disini ada fungsi-fungsi dimana manusia langsung mengubah masukan menjadi keluaran.  Sistem manual beroperasi dalam suatu lingkungan kerja yang mempunyai dampak pada manusia dan keluaran (output).

6.      Teori  Sitem Semiotomatis
Melibatkan manusia terutama sebagai pengendali proses. Manusia dengan mesin atau alat saling mempengaruhi dengan mananggapi informasi tentang proses dan menafsirkannya serta menggunakan seperangkat pengendali.

7.      Teori Sistem-Sistem Otomatis
Sistem ini tidak memerlukan manusia, karena semua fungsi indra, dan pemrosesan informasi, pengambil keputusan dan tindakan dilakukan oleh mesin. Disini manusia berfungsi sebagai monitoring membantu mengendalikan prosesnya, dan secara periodik atau terus-menerus melakukan pengawasan dengan parameter tertentu.
Dari beberapa teori-teori diatas dapat dilihat bahwa kesehatan dan keselamatan kerja merupakan suatu hal yang penting bagi suatu perusahaan dan dari teori-teori tersebut dijelaskan bahwa yang mempengaruhi suatu pekerjaan adalah Lingkungan kerja, Prosedur kerja, Peraturan mengenai K3 dalam perusahaan, alat-alat (sarana dan prasarana) disekitar tempat kerja, dan hubungan manusia dengan mesin.
2.3 Pentingnya Kesehatan Lingkungan Kerja
Dalam penerapan konsep keselamatan kerja, satu hal yang harus diperhatikan adalah bagaimana lingkungan kerjanya. Juga harus memahami lingkungan kerjanya, sebelum menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja (K3), bengkel otomotif (Bengkel Solution) merupakan lingkungan kerja dengan spesifikasi kondisi yang khusus. Di bengkel otomotif ini, terdapat banyak kondisi yang dapat menyebabkan kecelakaan kerja. Setiap kondisi dan alat serta bahan yang dipergunakan pada saat bekerja harus bisa disesuaikan dengan kebutuhannya, misalkan bahan yang mudah terbakar, bahan yang licin, tajam, dan sebagainya. Hal ini harus dapat diperhitungkan sebagai aspek keselamatan kerja yang akan diterapkan. Jika mampu menganalisa kondisi lingkungan kerja, maka  dapat memberikan antisipasi penanganan yang tepat.  Antisipasi penanganan yang tepat ini dimaksudkan untuk menyediakan sarana keselamatan kerja yang sesuai dengan kebutuhannya. Hal ini hanya dapat dilakukan jika benar-benar mengenali segala aspek yang ada di lingkungan kerja. Setiap aspek yang dapat menyebabkan kecelakaan kerja harus segera disediakan sarana keselamatan yang tepat.
Kondisi fisik dari lingkungan kerja perlu diperhatikan, sebab hal tersebut merupakan salah satu cara yang dapat ditempuh untuk menjamin agar tenaga kerja dapat melaksanakan tugas tanpa mengalami gangguan. Kondisi fisik dari lingkungan kerja misalnya temperatur, kelembaban udara, sirkulasi  udara, pencahayaan, kebisingan, getaran mekanis, yang berpengaruh terhadap hasil kerja.
Pengendalian lingkungan kerja dimaksudkan untuk mengurangi atau menghilangkan pemaparan terhadap zat/bahan yang berbahaya di lingkungan kerja. Pengendalian lingkungan kerja meliputi perubahan dari proses kerja dan/lingkungan kerja. Higiene lingkungan kerja pada dasarnya meliputi identifikasi, evaluasi dan pengendalian berbagai proses dan bahan-bahan yang mungkin dapat membahayakan manusia, dan menyebabkan ketidaknyamanan atau merusak lingkungan kerja mereka. Pada dasarnya pengendalian terhadap bahaya-bahaya lingkungan kerja dapat dikelompokan ke dalam dua kategori, yaitu pengendalian lingkungan dan pengendalian perorangan.(Arif Sumantri,2010:176-177)











BAB III
PENGEMBANGAN SISTEM K3 DAN LINGKUNGAN

3.1 Rancangan K3
            Perencanaan disini dimaksudkan sebagai dasar penerapan program kerja K3 yang nantinya akan dilaksanakan secara menyeluruh oleh seluruh karyawan. Dalam menentukan program kerja K3, idealnya komite K3 melakukan Assessment di area kerja mengenai masalah-masalah K3 di perusahaan tersebut. cara mudah biasanya menggunakan teknik berupa HIRARC (high identification risk assessment & risk control), yaitu suatu cara/teknik mengidentifikasi potensi-potensi yang kemungkinan bisa menimbulkan kecelakaan kerja dan melakukan langkah penanggulangannya sebagai control.(Tribowo,Mitha,2013:108)
            Agar operasional usaha, perusahaan, atau organisasi dapat terlaksana dengan baik, diperlukan sebuah panduan yang disebut Standard Operating Procedure (SOP) sebagai penunjang operasional sebuah organisasi atau perusahaan. Proses pada suatu pekerjaan harus dirancang dan dikembangkan, kesalahan prosedur dapat terjadi, bila suatu pekerjaan tidak dirancang dengan baik, dapat menimbulkan  kecelakaan atau kerusakan. Untuk itu perlu dibuat suatu prosedur yang tetap yang bersifat standard, sehingga siapa siapapun, kapan sajapun dan dimana sajapun dilakukan langkah-langkahnya tidak berubah. Langkah-langkah kerja yang tertib ini disebut SOP (standard operating procedures), sebutan lainnya Prototap (Prosedur tatap). Dengan adanya SOP yang benar alat keselamatan juga diperlukan yaitu setiap pekerja harus menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) yang baik dan benar.
            Dilihat dari perusahaan bengkel otomatif yang akan dirancang yaitu dari segi keselamatan kerjanya dengan menggunakan Alat pelindung diri (APD) yang baik dan benar. Untuk meminimalisir kecelakaan yang terjadi di tempat kerja maka perlu adanya prosedur kerja yang baik dan benar. Yang dimana prosedur merupakan sebuah dokumen yang menjabarkan metode atau proses yang digunakan untuk mengimplementasikan hal-hal yang telah ditetapkan. Secara singkat prosedur menggambarkan srategi yang digunakan untuk memastikan bahwa sebuah proses dilaksanakan dengan baik, konsisten, efektif dan efisien.
3.1.1 Rancangan Sistem Kerja K3 di Bengkel Solution
Dalam perusahaan bengkel otomotif solution sudah menggunakan rancangan prosedur kerja yang baik namun ada beberapa rancangan tambahan yang mungkin bisa lebih efisien dibandingkan dengan sebelumnya. Dalam hal ini akan merancang Standar Operating Procedure (SOP) yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan dan pekerja dengan cara menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) yang baik dan Benar. Adapun rancangan yang akan dibuat yaitu sebagai berikut :
Rancangan Alat Pelindung Diri (APD)
1.      Mengenakan celana tanpa kantong yang tidak tertutup karena kantong celana dapat menyebabkan kemasukan bunga api atau zat-zat yang dapat merugikan para pekerja.
  1. Mengenakan sepatu yang sesuai. Sepatu diusahakan bersol kuat atau bersol baja yang di tengahnya dapat melindungi dari luka akibat benda tajam dan paku yang menonjol. Perlindungan utama terhadap benda, sepatu bersol baja di tengahnya melindungi dari kejatuhan benda-benda berat.
  1. Mengenakan Kaca Mata penyelamat ketika menggunakan gerinda atau mesin bubut dan beberapa tugas lainnya agar debu atau bahan material tidak dapat masuk ke mata.
4.      Mengenakan pakian pengaman, seperti Bahan pakaiannya harus mempunyai derajat resistensi yang cukup untuk panas dan suhu kain sintesis (nilon, dll) yang dapat meleleh oleh suhu tinggi seharusnya tidak dipakai.
5.      Tidak diperkenankan mengenakan Dasi, cincin dan jam tangan, ini merupakan barang-barang yang mempunyai kemungkinan besar menimbulkan bahaya karena mereka itu dapat dimakan mesin, dan akan menyebabkan kecelakaan jika para pekerja tetap memakainya. Jam tangan dan cincin menambah masalah pada bahan kimia dan panas dapat menyebabkan hubungan pendek arus listrik sehingga menyebabkan kebakaran.
6.      Jaga rambut yang panjang dengan topi atau penutup kepala seperti Helm sesuai keperluan. Ini disebabkan apabila rambut anda panjang dapat dengan mudah tersangkut mesin, misal mesin bor,beberapa orang terluka karena itu.
  1. Sebaiknya hindari berbaring pada lantai beton atau lantai sejenis ketika bekerja di bawah kendaraan. Gunakan selalu kain krep atau bahan penutup untuk berbaring karena berhubungan dengan lantai dingin dapat merusak kesehatan, terutama dalam waktu yang lama.
  1. Gunakan alat pelindung Tangan, alat ini terbuat dari berbagai macam bahan disesuaikan dengan kebutuhannya, antara lain:
a)      Sarung tangan kain, digunakan untuk memperkuat pegangan supaya tidak meleset.
b) Sarung tangan asbes, digunakan terutama untuk melindungin tangan terhadap bahaya panas.
c)Sarung tangan kulit, digunakan untuk melindungi tangan dari benda-benda tajam pada saat mengangkat suatu barang.
d)Sarung tangan karet, digunakan pada waktu pekerjaan pelapisan logam, seperti vernikel, vercrhoom dsb. Hal ini untuk mencegah tangan dari bahaya pembakaran asam atau kepedasan cairan.
9.      Menggunakan Penutup Wajah dan penutup Hidung (masker), untuk menghindari wajah dari polusi Debu, asap, percikan las, dan bahan-bahan lainnya. Dan gunakan Pelindung Telinga untuk mengihindari ketulian karena dibengkel sangat bising dan menghindari juga debu masuk ke dalam lubang telinga.
10.  Sediakan Tabung gas untuk jaga-jaga jika ada sesuatu yang tidak diinginkan. Seperti kebakaran kecil.
11.  Sediakan kotak/lemari kecil untuk menaruh alat-alat kerja agar alat-alat kerja tidak berantakan dan taruh sesuai dengan kegunaannya, dan saat menggunakannya menjadi mudah. Dan pekerjaan menjadi efektif dan efisien tanpa perlu bingung untuk menaruhnya.
            Setelah melihat bahwa pada Prosedur kerja perusahaan hanya merancang  Alat Pelindung Diri (APD) keselamatan kerja para pekerja hanya pada bagian tertentu saja. Dari hasil SOP yang dimiliki perusahaan Bengkel otomotif, dimana mencoba untuk merancang Prosedur K3 yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan bengkel otomotif Solution. Dari hasil survey yang dilakukan di bengkel tersebut, mencoba merancang kembali beberapa sistem K3. Dalam hal merancang APD yang dimana rancangan K3 khusus dalam hal keselamatan kerja para pekerja. Disini rancangan APD K3 yang dirancang bagi pekerja sebagai pelindung bagian tubuh perkerja agar tidak terjadinya kecelakaan kecil. Rancangan prosedur kerja dengan memfokuskan keselamatan kerja dengan menggunakan Alat pelindung Diri (APD) yang lengkap dan benar. Dari hasil survey ternyata alat pelindung diri yang digunakan belum lengkap, maka dari itu dibuat rancangan dari kekurangan alat pelindung diri tersebut.
                        3.1.2 Sistem Penggunaan Rancangan Kerja K3
            Setiap rancangan pasti memiliki sistem penggunaan rancanagan kerja, jika suatu rancangan tanpa sistem kerja pasti rancangan tidak akan memberikan hasil yang baik dan maksimal. Maka dari itu dari hasil rancangan dapat dibuat sistem kerjanya, yaitu sebagai berikut :

Rancangan APD
Sistem Penggunaan Rancangan Kerja
1.      Mengenakan celana tanpa kantong, Mengenakan sepatu yang sesuai, Mengenakan pakian pengaman, Gunakan alat pelindung Tangan,
1.      Sistem yang digunakan dalam hal ini, mungkin perusahaan bengkel membuat pakaian dan alat pelindung yang seragam, dari segi pakaian, celana, slop tangan, dan sepatu. Agar semua pekerja dalam mengenakannya menjadi lebih seragam dan kompak dan terlihta bersih dan rapi. Dan alat pelindung tersebut bisa dibuat double untuk para pekerja sebagai alat cadanagan.
2.      Menggunakan Kaca Mata Pelindung
2.      Dan untuk penggunaan kaca mata perusahaan harus menyediakan untuk para pekerja karena untuk menghindari mata dari percikan api kecil saat melakukan pengelasan, grinda dll.
3.      Tidak diperkenankan mengenakan Dasi, cincin dan jam tangan
3.      Dalam hal aksesoris semua pekerja harus menaati sistem kerja dengan tidak mengenakannya saat bekerja karena dapat menimbulkan bahaya saat bekerja.
4.      Jaga rambut yang panjang dengan topi atau penutup kepala seperti Helm
4.      Gunakan penutup kepala baik yang berambut panjang dan yang berambut pendek karena perlindungan kepala sangat penting. Pelindung kepala disini bisa menggunakan Topi atau helm yang ringan. Untuk menghindari peralatan yang jatuh dari atas.
5.      Hindari berbaring pada lantai beton atau lantai keramik ketika bekerja di bawah kendaraan
5.      Sebaiknya jika melakukan perbaikan kendaraan dan mengharuskan diri untuk berbaring di lantai sebaiknya pekerja menggunakan kain krep atau seperti matras kecil, untuk menjaga kesehatan tubuh.
6.      Menggunakan Penutup Wajah dan penutup Hidung (masker)
6.      Pada saat bekerja di bengkel setiap pekerja harus menggunakan Penutup wajah agar terhindar dari zat-zat yang berbahaya, dan gunakan juga penutup hidung untuk menghindari debu, asap, oli, bensin, dan sat-sat lain yang berbahaya terhirup ke hidung.
7.      Sediakan Tabung gas
7.      Tabung gas sebaiknya harus disediakan oleh perusahaan karena ini sangat bermanfaat saat terjadinya kebakaran kecil.
8.      Sediakan kotak/lemari kecil untuk menaruh alat-alat kerja
8.      Kotak/lemari kecil digunakan untuk menaruh peralatan bengkel untuk menghindari perlatan hilang dan tidak berantakan.
3.1.3 Penyimpanan Alat-alat Kerja
            Setelah peralatan yang diperlukan lengkap, maka diperlukan suatu alat penyimpanan untuk memastikan apakah alat-alat yang digunakan lengkap, bersih dan rapi. Penyimpanan ini sangat diperlukan agar alat-alat perlindungan diri (APD) bisa aman dan bertahan lama, maka dari itu ada beberapa cara penyimpanan  peralatan kerja yang baik dan benar, yaitu sebagai berikut :
Peralatan APD
Tempat Penyimpanan
1.      Peralatan APD yang berupa pakaian (Baju dan Celana)
1.      Perlengkapan tersebut bisa dibawa pulang oleh karyawan dan dirawat dengan baik.
2.      Alat yang berupa Kacamata, penutup Wajah, penutup telinga, Penutup Hidung (masker), dan Topi/helm
2.      Perlengkapan tersebut bisa ditaruh di tempat kerja, dengan menyediakan kotak box bagi setiap karyawan.
3.      Peralatan yang berupa obeng, dan besi-besi yang lain
3.      Peralatan tersebut bisa disimpan pada temapat yang aman dengan menaruh pada kotah bok masing-masing agar peralatan tidak tercampur dan saat menggunakannya mudah untuk mencarinya. Dan usahakan setiap selesai menggunakan perlatan yang terbuat dari besi bersihkanlah terlebih dahulu sebelum disimpan kembali. Jangan smapi peralatan yang terbuat dari besi terkontaminasi dengan air, agar tidak karatan.
3.1.4        Sanksi Bagi yang Tidak Mematuhi Sistem
            Setiap sistem kerja pasti memiliki sanksi kerja, yang dimana yang dimaksud dengan sanksi yaitu suatu hukuman yang diberikan kepada sebagian karyawan yang tidak mematuhi aturan kerja. Maka dari itu agar sistem kerja yang diterapkan dalam perusahaan bengkel berjalan dengan aman dan baik harus ada yang namanya sanksi, dimana ada beberapa sanksi kerja yang bisa diterapkan dalam perusahaan, yaitu sebagai berikut :
1.      Jika para karyawan tidak mengenakan perlengkapan seperti pakaian kerja yang sudah disesuaikan, perlu diberikan sanksi berupa tidak ikut dalam pekerjaan dalam hari yang ditentu agar para pekerja tidak terbiasa mengulangi hal tersebut.
2.      Dan bila karyawan tidak memakai perlengkapan yang telah dirancang dan yang telah disesuaikan oleh perusahaan seperti memakai kaca mata, masker, sarung tangan, sepatu kerja, topi dan penutup muka sanksi yang diberikan mungkin perlu diberikan bimbingan/nasehat bagi para pekerja yang melanggar, agar memiliki rasa toleransi terhadap para pekerja lainnya.


3.2 Penerapan Sistem K3
            Penerapan K3 tentu saja berkaitan dengan pelaksanaan aktivitas program-program kerja K3 secara optimal. Harus disertai evidence serta bukti-bukti lapangan mengenai penerapan program kerja tersebut. Contoh program kerja yang bisa dilakukan yaitu semacam safety campaign,safety sign, safety training, safety talk, dan safety for contractor. (Tribowo,Mitha,2013:109)
Dari hasil rancangan yang dibuat pada bengkel otomotif solution, dalam hal ini mencoba untuk menerapkannya dalam perusahaan. Kemudian setelah rancangan sistem K3 diterapkan dalam perusahaan dan menunjukan hasil yang berbeda dan memberikan dampak yang positif bagi perusahaan, rancangan dapat dikatakan berhasil diaplikasi dalam lingkunga kerja bengkel, Namun jika hasilnya tidak sesuai maka perlu dilakukan perbaikan.
Suatu rancangan K3 yang menerapkan rancangan keselamatan kerja untuk penerapan Alat pelindung diri (APD) yang benar. Harus bisa disesuaikan dengan lingkungan kerja juga, karena jika lingkungan kerja mendukung alat pelindung diri yang digunakan juga bisa mendukung para pekerja saat bekerja.
Setelah hasil rancangan diterapkan dalam perusahaan dan hasilnya cukup memuaskan. Karena hasil penerapan rancangan memberikan dampak yang positif bagi perusahaan dan bagi para pekerja. Selain itu penerapan ini juga disambut dengan baik oleh para pekerja, dan para pekerja menjalankannya dengan prosedur yang tepat dan lingkungan kerja juga mendukung.
Dan setiap penerapan program-program K3 harus dilakukan pelaporan sebagai bukti sehingga dapat dipertanggungjawabkan dan dapat dilakukan perbaikan secara bertahap. Pelaporan K3 harus disusun secara rapi sebagai penunjang administrasi K3 yang terintegrasi.


3.3 Perbaikan Sistem K3
            Proses evaluasi memang sangat diperlukan sebagai bentuk pengukuran efektivitas program/penerapan K3 yang sudah sedemikian efektif atau belum. Secara praktis biasanya dibentuk suatu audit dan verifikasi mengenai penerapan yang dijalankan mengenai sistem manajemen K3.
            Dari hasil rancangan kemudian hasil rancangan diterapkan dalam perusahaan pasti akan menimbulkan dampak yang positif maupun dampak yang negatif. Hasil yang didapat dari penerapan K3 sangatlah memuaskan karena rancangan Alat Pelindung Diri (APD) yang diberikan tidaklah terlalu sulit dikembangkan oleh perusahaan dan para pekerja, karena rancangan dari alat pelindung diri tersebut sudah ada disekitar para pekerja, namun hanya kurang menyadari akan pentingnya alat pelindung diri yang lebih lengkap dan penting. Setelah dirancang kembali dan setelah diterapkan hasilnya cukup memuaskan.
            Dalam hal ini, setelah dilakukan penerapan ada beberapa hambatan yang harus segera diperbaiki. Setiap perusahaan (orang) pasti memiliki cara mereka masing-masing untuk memperbaikinya. Namun disini bisa dilihat dari dampak negatif dan hambatan yang ada. Disini yang ingin dipebaiki dari hasil penerapan APD yaitu dari segi hal pendanaan untuk menambah alat-alat  yang ditambahkan, situasi keja yang berbeda, dan yang paling terpenting yang harus dipebaiki dalam penerapan rancangan APD K3 yaitu  kebiasaan setiap karyawan bengkel yang biasanya menggunakan alat pelindung seadanya dan kurang efektif, sekarang harus bisa membiasakan diri untuk menggunakan alat pelindung diri tambahan, agar hasil yang di inginkan maksimal. Dalam hal ini perbaikan hanya dilakukan dari segi kesadaran para pekerja dan membiasakan pekerja akan pentingnya menggunakan alat pelindung diri yang tepat dan benar.



BAB IV
PENERAPAN DAN EVALUASI SISTEM K3

4.1 Hasil dari Penerapan Rancangan Sistem K3
            Penggunaan alat pelindung diri (APD) merupakan alat alternative lain untuk melindungi pekerja dari bahaya-bahaya kesehatan. Namun perlu juga diketahui dan diperhatikan bahwa alat pelindung diri harus sesuai dan adekuat untuk bahaya-bahaya tertentu, resistant terhadap kontaminan-kontaminan udara, dibersihkan dan dipelihara dengan baik, serta sesuai untuk pekerja yang memakainya. Untuk alat-alat tertentu seperti alat pelindung pernafasan, sumbat telinga/tutup telinga, pakaian kerja kedap air dan lain-lain mungkin tidak nyaman untuk dipakai terutama dicuaca yang panas. Jadi, mungkin diperlukan pengurangan jam kerja paling tidak, pada waktu-waktu yang memerlukan pemakaian alat pelindung tersebut (Personal Protective Equipment).
            Rancangan K3 yang dibuat untuk keselamatan kerja bengkel solution yang lebih ditekankan dalam bidang Alat Pelindung diri yang digunakan. Setelah proses rancangan selesai dicoba untuk menerapkannya dalam perusahaan bengkel solution. Suatu rancangan yang baru memang memerlukan waktu yang cukup lama untuk mencoba, memahami, dan mendapatkan alat yang diinginkan. Karena mendapatkan alat yang sesuai dalam rentang waktu yang cepat memang cukup sulit untuk mendapatkan alat pelindung yang diinginkan.
            Karena perusahaan ingin melakukan yang lebih baik dari sebelumnya perusahan berusaha untuk mendapatkan alat pelindung diri dengan cepat dan berkualitas. Dari beberapa hasil penerapan yang dilakukan dalam bengkel pemilik bengkel dan para karyawan yang menggunakan alat pelindung diri secara langsung merasakan pengaruh dan memberikan dampak yang positif saat melakukan pekerjaan. Dari segi hal yang awalnya tidak menggunakan alat pelindung diri apapun dan sekarang bisa dibantu dengan menggunakan kaca mata, alat pelindung telinga, sepatu, topi, pakaian, dan sarung tangan. Walau alat pelindung yang digunakan masih alat-alat yang sederhana. Disini yang perlu ditekankan alat pelindung diri sangat penting bagi karyawan bengkel karena setiap pekerjaan yang dilakukannya semuanya cukup ekstream baik itu dari segi lingkungan yang cukup lumayan kotor, mesin-mesin sepeda motor/mobil, bahan-bahan kimia, dan beberapa alat genggam/ bengkel yang berbahaya. Jadi penerapan K3 sangat penting dlam susatu perusahaan, dai hasil penerapan rancangan K3 ini sudah memiliki alur dan tujuan yang jelas baik itu bagi karyawan,pemilik perusahaan, dan bagi masyarakat.
4.1.1 Dampak Penerapan K3 dengan APD
Setiap pelaksanaan maupun penerapan sistem baru dalam perusahaan pasti akan menimbulkan dampak atau pengaruh yang besar bagi perusahaan. Maka dari itu setiap perusahaan jika membuat suatu rancangan sistem baru pasti akan memikirkan terdahulu dampak/pengaruh yang akan ditimbulkan sebelum rancangan tersebut diterapkan. Jadi, sekali perusahaan merancang sistem yang baru dalam perusahaan harus sesuai dengan kebutuhan/keperluan yang ingin dicapai. Dalam hal ini hasil dari penerapan K3 di bengkel solution menimbulkan dampak bagi setiap orang termasuk pemilik, pengunjung, dan para karyawan. Adapun dampat yang ditimbulkan dari penerpan rancanagan sistem K3 dalam Bengkel yaitu sebagai berikut :
1.      Dampak bagi Perusahaan
Dampak yang ditimbulkan bagi perusahaan setelah penerapan hasil rancangan ini semua pekerjaan menjadi aman tanpa ada yang terluka jamian kesehatan pun yang ditanggung menjadi berkurang, pekerjaan yang dilakukan dalam perusahaan menjadi lebih efektif dan efisien. Tidak lupa perusahaan juga harus tetap menjaga alat-alat pelindung diri dijaga.
2.      Dampak bagi Karyawan
Dari hasil penelitian yang paling banyak mendapatkan dampak dari penerapan rancangan adalah para karyawan karena karyawanlah yang melaksanakan dan menerapkan sesuai dengan prosedur kerja yang telah dirancangkan. Dan para karyawan juga merasakan dampak baik secara langsung maupun tidak langsung. Para karyawan juga yang akan menyimpan alat kerja mereka masing-masing dan  para pekerja menjadi teratur untuk mengambilnya.
3.      Dampak bagi masyarakat luas(Pengunjung)
Bagi usaha yang bergerak dalam usaha jasa bengkel otomotif  pasti akan ada banyak pelanggan tiap harinya. Namun usaha bengkel ini dalam menerapkan sistem K3, memilki dampak yang positif bagi kalangan masyarakat dan sekitar. Karena usaha bengkel ini sudah menerapkan sistem K3 yang mendukung semua sarana dan prasana perbengkelan, dan tidak memberikab pengaruh yang negative bagi lingkungan sekitar seperti kebisingan. Dengan hal tersebut para pelanggan menjadi nyaman untuk datang ke bengkel otomotif dan pekerjaan yang dilakukan oleh para pekerja menjadi lebih efisien dan efektif, serta penampilan pekerja yang rapi dan seragam yang dilihat oleh para pelanggan menjadi jati diri perusahaan.
4.1.2 Pengaruh dari hasil penerapan K3 dengan APD
Suatu hasil yang dirancang dan terapkan dalam suatu perusahaan pasti akan memilki pengaruh yang sangat besar dalam perusahaan itu sendiri baik itu berpengaruh terhadap keuangan, pengaruh terhadap lingkungan kerja, pengaruh terhadap rekan sesame kerja, dan pengaruh terhadap bahaya yang ditimbulkan pada saat bekerja. Dari hasil penerapan yang dilakukan oleh para pekerja bengkel akan sangat berpengaruh dalam usaha yang dijalankan. Setelah melakukan penerapan rancangan K3, para karyawan dan pemilik bengkel merasa ada yang berbeda dari sebelumnya, pada saat menggunakan sistem Alat Pelindung Diri (APD), pengaruh yang dirasakan oleh para karyawan yakni pada saat bekerja merasakan aman jika melakukan suatu hal yang biasanya merasa berbahaya bisa ditaklukan dengan penggunaan alat pelindung diri.
Alat pelindung diri dalam hal ini sangat berpengaruh besar bagi perusahaan dan para pekerja, karena dengan adanya alat pelindung diri para pekerja menjadi lebih merasa terbantu dalam bekerja dan penampilan yang bersih juga menjadi hal yang positif. Masalah lingkungan kerja para pekerja lebih menyesuaikan karena tiap hari akan melihat lingkungan yang sama.
Jadi pengaruh yang ditimbulkan dengan adanya rancangan ini semua pekerja wajib menggunakan sistem K3 yaitu alat pelindung diri yang baik dan benar jika tidak maka keselamatan dan kesehatan kerja akan terancam. Maka dari itu para pekerja bengkel merasakan pengaruh yang positif.
4.2 Evaluasi hasil Penerapan Sistem K3 dan lingkungan
Pengenalan dari berbagai bahaya dan risiko kesehatan di lingkungan kerja biasanya dilakukan saat survey pendahuluan dengan cara melihat dan mengenal. Hal tersebut merupakan salah satu langkah dasar dan awal yang harus dilakukan dalam upaya program kesehatan kerja. beberapa diantara bahaya dan risiko dapat dengan mudah sekali dikenali seperti masalah kebisingan dalam perusahaan.
Evaluasi ini akan menguatkan dugaan adanya zat yang berbahaya dalam lingkungan kerja,menetapkan karakteristik-karakteristik seta memberikan gambaran cakupan besar dan luas pemaparan. Disini pengendalian lingkungan dimaksudkan untuk mnegurangi atau menghilangkan zat yang berbahayadi lingkungan kerja.
Untuk mengantisipasi bahaya lingkungan kerja , merusaka lingkungan kerja,dan luas pemaparan. Disini pengendalian lingkungan dimaksudkan untuk mnegurangi atau menghilangkan zat yang berbahayadi lingkungan kerja.
Untuk mengantisipasi bahaya lingkungan kerja , merusak lingkungan kerja,dan ketidaknyamanan dalam usaha bengkel perlu adanya suatu evaluasi. Dalam proses evaluasi memang sangat diperlukan sebagai bentuk pengukuran efektifitas program/penrapan K3 sudah sedemikian efektif atau belum.dalam hal ini evaluasi yang perlu di tekankan dalam hal berpakaian yang harus rapi, pemakaian topi yang sewajarnya, memakai kaca mata bila diperlukan saat bekerja, memakai masker setiap saat karena bekerja di usaha bengkel pasti akan rentan yang namanya polusi (debu/asap, bising dll).




















BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
            Berdasarkan analisis data dan pembahasan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
            Setiap usaha perbengkelan hendaklah selalu dilengkapi dengan APD (Alat pelindung diri) yang aman, cocok, rapi, dan tidak menggangu pakaian kerja. Dan khususnya untuk yang dibengkel umum hendaknya sistem APD yang digunakan harus bersih dan rapi agar tidak mengotori kendaraan pelanggan, selain itu pentingnya keteraturan dan manajemen bengkel juga diperlukan demi menjaga ketertiban dan keteraturan dalam bengkel saat menservis atau yang lainnya. Dalam usaha perbengkelan memang sangat diperlukan sistem K3 untuk keselamatan kerja dengan menggunakan APD para pekerja akan merasa aman dan nyaman. Dengan adanya APD berguna untuk meminimalisir terjadinya kecelakaan saat bekerja. Setelah melakukan penerapan APD di bengkel ternyata memberikan dampak yang positif baik itu untuk perusahaan, karyawan, dan masyarakat umum(pelanggan). Dan penggunaan APD juga dipengaruhi oleh lingkungan kerja. Kemudian dari hasil penerpan dan evaluasi di bengkel solution sudah sesuai dengan sistem yang dirancanag.

5.2 Saran
            Mungkin banyak terjadi kesalahan dalam penulisan atau pembuatan makalah ini, maka dari itu penulis mengharapkan ada kritik dan saran yang dapat diberikan oleh pembaca kepada penulis agar kedepannya dalam menuliskan makalah lagi penulis dapat meminimalisir kesalahan yang terdapat dalam makalah selanjutnya. Dapat diberi saran untuk pekerja, dan perusahaan :
A.    Untuk Pekerja Bengkel Solution
Setelah adanya rancangan K3 dan APD, diharapkan dapat membiasakan diri untuk menggunakan alat pelindung diri untuk mencegah terjadinya kecelakaan. Dan kebersihan dari alat pelindung diri juga harus diperhatikan untuk setiap pekerja. Karena lingkungan juga sangat berpengaruh dengan pekerjaan.

B.     Untuk Perusahaan Bengkel Solution
Untuk perusahaan dapat membantu para pekerja dalam proses pembimbingan kerja dan penyimpanan alat pelindung diri yang aman. Serta memberikan pedoman mengenai sistem K3 dan harus tegas dalam memberikan sanksi bagi yang melanggar sistem kerja bengkel solution.






 



 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar